Young
Joo pun terbangun setelah mencium bau asap di dalam mobilnya sehingga
membuat Young Joo terbatuk-batuk. Young Joo berusaha membuka pintu
mobilnya tetapi tidak bisa. Kemudian datang Yoon Sung mencari mobil
Young Joo. Kepala Young Joo pun jatuh ke stir mobil dan tangannya
menekan klakson mobil.
Yoon Sung langsung berlari ke arah bunyi
klakson mobil dan melihat Young Joo yang sudah lemas di dalam mobil.
Yoon Sung berusaha membuka pintu mobil dam berteriak memanggil Young Joo
tapi Young Joo sudah tidak sadarkan diri sehingga tidak mendengar
teriakan Yoon Sung.
Yoon Sung pun langsung memecahkan kaca mobil
dengan tangannya dan berhasil mengeluarkan Young Joo dari mobil. Yoon
Sung langsung memeriksa nafas Young Joo.
Begitu
yakin Young Joo masih bernafas, Yoon Sung langsung pergi tetapi
tiba-tiba kaki Yoon Sung di tangkap oleh Young Joo. Dan samar-samar
melihat wajah Yoon Sung ketika Yoon Sung menoleh sedikit. Tetapi tak
berapa lama Young Joo pun tak sadarkan diri. Yoon Sung pun langsung
menelpon rumah sakit untuk meminta pertolongan dan langsung meninggalkan
Young Joo.
Sekretaris
Jae Man melapor bahwa ada penyusup yang masuk dan para penjaga pingsan
semua. Jae man terkejut mendengarnya tetapi melarang sekretarisnya
melapor ke polisi. Jae Man memyuruh sekretarisnya untuk memutar ulang
CCTV dan mengecek siapa penyusup tersebut.
Setelah sekretarisnya
keluar, Jae Man sadar bahwa City Hunter ada di kantornya dan mengatakan
kalau City Hunter sedikit terlambat karena Jae Man sudah membakar buku
yang berisi file tentang kejadian 28 tahun yang lalu.
Tetapi
ternyata file tersebut tidah hanya berada ditangan Jae Man melainkan
ada di tangan Jin Pyo juga karena orang yang memberikan Jae Man file
tersebut juga memberikan kepada Jin Pyo juga.
Jin
Pyo memberitahu Yoon Sung bahwa Young Joo telah tahu tentang misi
penyapuan bersih 28 tahun yang lalu dan telah mengetahui identitas asli
Jin Pyo dan menyuruh Yoon Sung untuk menemuinya. Karena Young Joo sudah
mengetahui latar belakang Jin Pyo maka Jin Pyo mengingatkan Yoon Sung
untuk lebih berhati-hati. Tapi Yoon Sung menolak dan mengatakan akan
melindungi semua yang dimilikinya.
Jin Pyo menertawakan dan
meremehkan kata-kata Yoon Sung, tetapi Yoon Sung mengatakan akan
bertahan dan harus bertahan jadi Yoon Sung bisa melindungi apa yang jadi
miliknya.
Setelah menutup telpon, Jin Pyo mengatakan bahwa bagi
Jin Pyo dan Yoon Sung hidup yang biasa dan bahagia adalah hal yang tidak
mungkin bagi mereka berdua.
Yoon
Sung memeriksa CCTV ketika kejadian Young Joo di parkiran mobil.
Setelah memeriksa Yoon Sung melihat seorang laki-laki mendekati mobil
Young Joo dan mengenali laki-laki tersebut adalah anak buah Jae Man.
Na
Na masuk ke ruangan kerja Yoon Sung dan bermaksud ingin membantu tetapi
Yoon Sung tidak mau dan menyuruh Na Na untuk pergi dan akan membereskan
masalah Jae Man sendirian karena Yoon Sung tidak ingin menyeret Na Na
dalam bahaya dan Yoon Sung tidak akan merubah fikirannya.
Karena
waktu kunjungan sudah tiba, Na Na mengajak Yoon Sung untuk pergi
menjenguk ibu Yoon Sung dan menjemput Shik Joong dulu di rumah sakit. Na
Na pun keluar dengan wajah yang sedih dan diikuti oleh Yoon Sung.
Tetapi
ketika akan keluar, Shik Joong sudah tiba di rumah. Yoon Sung sangat
gembira melihat Shik Joong sudah pulang dan menyuruh Shik Joong untuk
istirahat sementara itu Yoon Sung dan Na Na akan membesuk ibu Yoon Sung
ke rumah sakit.
Sampai
di rumah sakit, Na Na melihat anak kecil yang bernama Yoon Shik sedang
mencari koin di bawah sofa. Na Na pun langsung mengangkat sofa tersebut
dengan mudah. Akhirnya koin itu dapat ditemukan. Ternyata ibu Yoon Shik
juga sedang dirawat di rumah sakit tersebut.
Perawat
datang dan mempersilahkan Yoon Sung dan Na Na untuk masuk. Na Na
menanyakan keadaan ibu Yoon Sung. Yoon Sung juga mengatakan bahwa karena
kemoterapi maka ibu Yoon Sung kemungkinan akan hilang selera makannya
dan menanyakan apakah ibunya makan dengan baik.
Na Na pun
menggoda Yoon Sung dengan mengatakan Yoon Sung pasti sudah mencari
informasi tentang penyakit ibunya. Yoon Sung menyuruh Na Na diam.
Melihat Yoon Sung dan Na Na, ibu Yoon Sung pun tertawa dan mengatakan
bahwa ibu Yoon Sung makan dengan baik dan akan menerima setiap perawatan
dengan baik.
Na
Na pun keluar dan membiarkan Yoon Sung dan ibunya untuk berbicara
berdua. Setelah Na Na keluar, ibu Yoon Sung mengatakan kalau Na Na anak
yang cantik dan telah memperhatikan Na Na sudah lama. Yoon Sung
membantah kata-kata ibunya dan mengatakan Na Na tidak cantik dan telah
menolong seorang anak kecil dengan mengankat sebuah sofa.
Ibu Yoon
Sung pun menceritakan anak kecil atau Yoon Shik yang juga menderita
leukemia seperti dirinya. Ibu Yoon Shik bekerja di Hae Won chemical.
Ibu
Yoon Sung memberikan sebuah cincin kepada Yoon Sung dan mengatakan
kalau cincin tersebut pemberian dari ayah Yoon Sung dan menyuruh Yoon
Sung untuk memberikannya kepada Na Na karena ibu Yoon Sung tahu kalau
Yoon Sung menyukai Na Na dan menginginkan Yoon Sung untuk hidup bahagia.
Ketika
keluar dari ruangan ibunya, Yoon Sung melihat Na Na yang sedang
tertidur di kursi lalu mendekati Na Na dan memandanginya. Yoon Sung akan
memberikan cincin yang diberikan ibunya tetapi ketika Na Na bangun Yoon
Sung langsung menyembunyukan cincin tersebut. Yoon Sung heran melihat
Na Na yang bisa tidur di mana saja.
Na
Na akhirnya ,mengatakan kepada Yoon Sung bahwa Na Na memutuskan tidak
akan mencampuri urusan Yoon Sung lagi dan menyuruh Yoon Sung untuk
menjaga kesehatan dan harus sangat berhati-hati dan Na Na akan siap jika
Yoon Sung membutuhkan bantuan kapan saja dan dengan bercanda Na Na
mengatakan Yoon Sung pasti tidak bisa menemukan partner yang lebih baik
dari Na Na. Yoon Sung hanya tersenyum tipis dan mengajak Na Na pulang.
Young
Joo akhirnya sadar dan anak buahnya mengira Young Joo mencoba bunuh
diri dan mengatakan bahwa bagaimana orang yang kuat seperti Young Joo
bisa bunuh diri. Young Joo menjelaskan bahwa anak buahnya salah faham
tetapi anak buahnya terus berbicara dan menuduh Young Joo mencoba bunuh
diri.
Young Joo menyuruh anak buahnya untuk merahasiakan kejadian
yang baru di alami Young Joo. Anak buahnya mengatakan akan
merahasiakannya karena tidak mau Young Joo menjadi bahan tertawaan
karena mencoba bunuh diri.
Yoon
Joo memerintahkan anak buahnya untuk mengawasi Jae Man. Anak buah Young
Joo memberitahu Young Joo bahwa teleponnya terus berdering dari tadi
dan Young Joo memeriksa teleponnya dan sangat terkejut karena isinya
ternyata video tentang percobaan pembunuhan terhadap Young Joo dan
akhirnya Young Joo tahu siapa dibalik yang ingin membunuhnya yaitu Jae
Man.
Young Joo memerintahkan anak buahnya melakukan dengan baik tanpa
ada kesalahan sedikitpun dan Young Joo pun meninggalkan rumah sakit
walaupun kesehatannya masih kurang baik. Young Joo juga menanyakan siapa
yang menghubungui 119 sambil mengingat-ngingat muka yang menolongnya
yaitu Yoon Sung.
Ketika
pulang dari rumah sakit, Young Sung melihat ada orang Thailand yang
datang ke rumah sakit tersebut. Karena perawat di sana tidak mengerti
apa yang dikatakan orang Thailand tersebut maka Yoon Sung langsung
membantu mengatakan apa yang dikatakan orang Thailand tersebut.
Young
Joo melihat Yoon Sung dengan orang Thailand itu dan merasa curiga.
Kemudian anak buah Young Joo berkata kalau pada saat Young Joo mengambil
darah sampel darah Yoon Sung di rumah sakit, Na Na juga ada di sana dan
karena itulah alasan anak buah Young Joo kehilangan jejak Yoon Sung.
Di
kantornya, Yoon Sung memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa Yoon
Sung dan keluarga Jhon Lee (nama Amerika Yoon Sung) di Amerika. Anah
buah Young Joo terkejut mendengarnya dan bertanya apakah alasan Young
Joo hampir mati adalah City Hunter.
Jika Young Sung kemungkinan
bisa menangkap City Hunter maka korupsi yang dilakukan Jae Man akan
terungkap dengan sendirinya dan membuktikan kalau Yoon Sung adalah putra
dari Lee Kyung Hee dan Park Moo Yeol dan memulai investigasi dari orang
tua Jhon Lee dulu.
Anak buah Young Joo bertanya apakan Young Joo
terobsesi terhadap City Hunter semua karena ayah Young Joo. Young Joo
mengatakan bahwa akan bohong bila mengatakan tidak dan selain itu karena
City Hunter. Young Joo pun bertekad akan menyelidiki kejadian tahun
1983 sampai tuntas.
Presiden
menjenguk Kim Jong Shik dan mengatakan semua seharusnya tidak terjadi
jika dulu semua diungkapkan semua maka semua tidak akan terjadi seperti
ini. Presiden pun tak habis piker Kim Jon Shik korupsi sebesar 200
milyar. Begitu membuka pintu, Young Joo terkejut melihat kedatangan
presiden yang menjenguk ayahnya. Presiden dan Young Joo akhirnya minum
di pojangmacha.
Presiden
mengatakan kalau apa yang menimpa ayah Young Joo adalah suatu
kemalangan. Young Joo pun mengatakan kalau seharusnya mencegah apa yang
dilakukan ayahnya tetapi Young Joo tidak mampu membujuk ayahnya dan
tidak bisa menangkap City Hunter dan semua ini sangat menyiksa Young
Joo.
Presiden memperhatikan setiap kata-kata Young Joo dengan
seksama. Young Joo juga mengatakan jika ayahnya mengembalikan semua uang
kuliah yang dikorupsinya maka keadaannya tidak akan seperti.
Presiden
pun mengatakan bahwa perlu banyak keberanian untuk mengakui sebuah
kesalahan dan presiden pun menceritakan tentang masa lalunya yang hanya
orang miskin dan pernah mencuri makanan temannya. Dan ketika guru
mengetahui kemudian menyuruh semua murid untuk menutup matanya dan yang
angkat tangan akan dimaafkan tetapi presiden tidak mengangkat tangannya
sehingga presiden merasa bersalah kepada kawannya itu.
Seperti itulah
mungkin yang dirasakan oleh ayah Young Joo. Mengakui kesalahan memang
sangat sulit dan itulah persamaan ayah Young Joo dan presiden. Young Joo
hanya diam mendengarkan kata-kata presiden.
Young
Joo pulang ke apartemennya dan mendapati Soo Hee sudah di apartemennya
dan membawa makanan untuk Young Joo. Soo Hee bisa merasakan kesendirian
Young Joo dan Young Joo merasakan seperti di sebuah pulau. Soo Hee pun
menyemangati Young Joo dengan mengatakan kalau pulau tidaklah cocok
dengan Young Joo dan jembatanlah yang cocok, jembatan di antara
orang-orang dan Young Joo merasa terhibur dan kuat dengan kedatangan Soo
Hee.
Shik
Joong menyuruh Yoon Sung untuk memakan makanan yang banyak karena akan
menjalani operasi pencangkokan tulang sunsum, Shik Joong juga menyuruh
Na Na.
“Yoon Sung, apa kau harus membalas dendam?”tanya Shik Joong tiba-tiba.
Yoon Sung heran kenapa pamannya bertanya demikian.
“Karena aku selamat dari kematian, dan aku berfikir apakah kita perlu melakukan ini?”
Shik
Joong pun meminta Yoon Sung untuk pergi saja bersembunyi dari Jin Pyo,
bersama dirinya, ibu Yoon Sung dan Na Na. Na Na terhenti makannya.
Tak
disangka Yoon Sung menolaknya. “Jika ini tidak berakhir, aku tidak bisa
hidup seperti orang normal!”. Namun Yoon Sung tetap berencana untuk
mengirim ibunya ke luar negeri.
Yoon Sung undur diri dan masuk ke ruangannya.
Yoon Sung sendirian, hanya memandang cincin pemberian ibunya yang seharusnya diberikan pada Na Na atas permintaan ibu Yoon Sung.
“Jika
semuanya berakhir, dan aku masih hidup..”. Yoon tidak melanjutkan
ucapannya saat Na Na masuk membawakan minuman untuk Yoon Sung.
Na
Na mencemaskan Yoon Sung yang akan operasi transpalasi, hanya tinggal
menunggu hasil dari pihak dokter. Na Na memandang Yoon Sung.
“Aku harap semuanya akan baik-baik saja, apapun yang kau lakukan aku percaya kau akan sukses!”.
Yoon Sung mendongak memandang Na Na, dan Na Na pun tersenyum, “Kau tahu aku sangat menyukaimu!”.
Yoon Sung tertawa, “Bagaimana bisa seorang gadis bisa mengatakan suka kepada seseorang begitu mudah?”
“Menyukai seseorang itu hal yang bagus! Tidak ada alasannya untuk menyembunyikannya”balas Na Na.
Young
Joo mendengarkan kembali isi rekaman antara ayahnya dengan City Hunter.
Laut Nampo, Lee Yoon Sung, Young Joo berfikir siapa sosok Yoon Sung
sebenarnya.
Keesokan
harinya, tim pengawal dan keamanan duduk bersama dan saling adu
argument apakah City Hunter sosok penjahat dan pengkhianat Negara
seperti tuduhan Cheon Jae Man atau bukan. Na Na tersedak saat meminum
kopi.
Ki Joonn dan kepala pengawal setuju bahwa City Hunter bukan
penjahat karena berhasil membuka pejabat yang korup dan mengirimnya ke
penjara.
Eun Ah malah sebaliknya, dan perdebatan pun berlangsung. Na
Na langsung menyanggahnya, “Aku tidak percaya apa yang dikatakan Cheon
Jae Man!”. Semua terheran-heran.
Da
Hye menunjukan foto-foto Lee Yoon Sung yang diambilnya secara
diam-diam. Eun Ah dan Na Na terbelalak melihatnya. Eun Ah mendapati foto
Na Na berdua dengan Yoon Sung, terlihat serasi. Da Hye pun memberikan
kepada Na Na agar dia bisa menyimpannya. Na Na tersenyum gembira.
Na Na mengintip ruang kerja Yoon Sung dan terkejut saat bertemu dengan Ki Joon. Na Na tahu darinya bahwa Yoon Sung sedang pergi.
Rupanya
Yoon Sung sedang mengawasi Cheon Jae Man bersama anak buahnya, namun
Yoon Sung tertarik mencari tahu sosok anak buah Cheon Jae Man. Seseorang
bekas triad serta ahli tinju, seseorang yang mampu melakukan pekerjaan
kotor.
Yoon Sung melihat pesan di teleponnya, sebuah tagihan
(lagi!) kartu kredit, Yoon Sung kesal dengan pamannya yang penggila
belanja online. Lebih kesal karenanya dia kehilangan Cheon Jae Man yang
sedari awal Yoon Sung berniat menguntitnya.
Cheon
Jae Man dan anak buahnya mendatangi seorang wanita yang terkena
leukemia, rupanya Yoon Sung dapat mengejarnya dan mendengarkan
pembicaraan Jae Mang dengan wanita itu. Wanita itu menderita kanker
karena bekerja di perusahaan kimia Jae Man.
Wanita
itu meminta kompensasi kepada Cheon Jae Man, namun Jae Man mengelaknya
dengan beralasan itu bukan kesalahan perusahaan namun malah menyalahkan
para pekerjaa yang terkontaminasi karena tidak hati-hati. Cheon Jae Man
pun mengimingi si wanita tersebut untuk menandatangi surat pernyataan
bahwa penyakit dia tidak ada hubungan dengan perusahaan dengan imbalan
anaknya akan dijamin masa depannya.
Namun Cheon Jae Man mengancam jika tidak mau menandatangi kontrak maka dia akan diusir dari rumah sakit!.
Sementara
itu, di luar ruangan Yoon Sung memata-matai Cheon Jae Man dan anak
buahnya. Sekretaris Jae Man menghampiri mereka dan memberikan daftar
bahan-bahan kimia. Melihatnya Jae Man mendelik dan langsung menghardik
sekretarisnya bahwa bahan tersebut tidak boleh bocor ke pihak lain, dan
semua bukti harus dihancurkan.
Serta merta Jae Man merobek-robek kertas dan membuangnya ke sampah. Tanpa disadarinya, Yoon Sung melihat semua.
Anak
wanita penderita leukemia yang tidak jauh dari Jae Man dan asik mencari
koin di dekat mesin minuman, dia meminta Jae Man untuk mengangkat
kakinya karena koin yang ditemukannya di bawah kakinya, Jae Man malah
menghina baik si ibu dan anak sama-sama pengemis! Jae Man langsung pergi
dengan pongahnya.
Yoon Sung menghampiri anak kecil tersebut dan menyerahkan koin yang terjatuh tadi.
“Untuk apa kau memunguti koin-koin itu?”
“Aku ingin membelikan hadiah untuk ibuku”isak anak itu.
Yoon Sung tersenyum mendengarnya, lalu mengambil kertas-kertas tadi dari tong sampah.
Shik
Joong sedang bersantai sambil melihat acara shopping online. Yoon Sung
dating, dan langsung menyerahkan potongan kertas tadi ke Shik Joong.
Semula Shik Joong enggan.
“Paman, kau menghabiskan waktumu di depan shopping tv, lakukan sesuatu yang serius, ok?”pinta Yoon Sung.
Shik Joong memberitahu Yoon Sung bahwa Na Na datang dan sedang berada di ruangan Yoon Sung.. Yoon Sung terbelalak kaget.
Na
Na tersenyum saat meletakan foto dirinya dan Yoon Sung yang sudah
terbingkai rapi. Yoon Sung menghampirinya dengan muka masam, Na Na
langsung menunjukan fotonya mereka. Tak disangka Yoon Sung meminta Na Na
untuk membuangnya.
Na
Na tak menghiraukan Yoon Sung dan meletakan kembali foto mereka. Yoon
Sung langsung membuka data mengenai kasus industri kimia Hae Won milik
Cheon Jae Man.
Na Na ikut melihat dan langsung tahu kasus mereka
terkait dengan ibu anak kecil yang di rumah sakit. Na Na kesal karena
tahu perusahaan mengajukan surat pernyataan tidak ada kaitannya
pernyakit mereka dengan perusahaan Jae Man.
Yoon Sung terdiam, “Aku sudah katakan, jangan ikut campur!”
Yoon Sung mendorong pergi Na Na dan tidak sengaja foto mereka terjatuh dan retak.
“Kau
benar-benar aneh! Kau tidak suka bekerja sama denganku! Tidak suka
dengan fotonya! Apa kau begitu menyukai sendirian?”sergah Na Na kesal
dan pergi.
Yoon
Sung mengela nafas, lalu mengeluarkan cincin pemberian ibunya. Lalu
teringat perkataan Jin Pyo. “Setiap hari, melindungi nyawa orang lain
yang harus dijaga. Berbicara tentang cinta, menjaga rasa cinta? Apa kau
berharap memiliki itu semua?”
Yoon Sung langsung menyimpan kembali cincinnya.
Na
Na sedang serius membantu Shik Joong menyusun potongan kertas saat Yoon
Sung mengajaknya pulang. Na Na baru saja menemukan beberapa kata-kata
yang berkaitan dengan bahan kimia, Yoon Sung sudah menggeretnya.
Mereka
berdua berjalan bersama, Yoon Sung meminta maaf karena kejadian foto
tadi. Na Na pun memaafkan dan meminta kembali foto mereka, Yoon Sung
rupanya mengaku sudah membuangnya.
Na Na sempat memungut benda yang
bisa dijadikan cincin, Na Na tersenyum memandang jarinya, membayangkan
memakai cincin sungguhan. Yoon Sung terdiam.
Sebuah panggilan
datang dari rumah sakit dan mengabarkan bahwa Yoon Sung dapat
mendonorkan sumsum tulang belakangnya ke ibunya. Na Na yang mendengarnya
ikut bahagia.
Young
Joo mendapat informasi mengenai orang tua Jhon Lee, yang di sangka
Young Joo orang tua Yoon Sung, setahu Young Joo, Yoon Sung memiliki nama
Amerika Jhon Lee.
“Apa kau yakin orang tua Jhon Lee hidup sulit di sana?”, Young Joo seakan ingin memastikan.
“Ya, bahkan mereka hidup di apartemen yang disewa”jawab anak buak Young Joo.
“Ini
tidak mungkin!”pikir Young Joo. Dan semakin tidak mungkin karena data
Jhon Lee yang didapat dia termasuk peringkat bawah dalam hal pelajaran,
bagaimana bisa Yoon Sung bisa lulus dari MIT?
“Aku mencurigai bahwa
Yoon Sung bukanlah Jhon Lee, ada sesuatu yang aneh”lanjut anak buah
Young Joo, dan Young Joo pun meminta penyelidikan lebih lanjut.
Belum
sempat melangkah jauh, Young Joo melihat iringan orang-orang yang
ditangkap karena menjual narkoba, mereka dari Thailand. Insting Young
Joo bekerja, Thailand?
Young Joo pun menanyakan kepada anak buahnya mengenai keberadaan Lee Kyung Hee.
“Aku
tidak tahu keberadaan dia sebenarnya, dia beberapa waktu terakhir ini
menerima perawatan leukemia, namun dia tidak termasuk dalam daftar
pasien”jawab anak buah Young Joo.
Di
rumah sakit, seorang suster meletakan pemutar lagu. Terdengar lagu
lama, ibu Yoon Sung terbangun. Di luar, suster tadi menemui Jin Pyo dan
mengatakan sudah melakukan permintaan Jin Pyo.
Jin Pyo pun tak lupa
menanyakan kondisi ibu Yoon Sung. Ternyata jauh di lubuk hatinya, Jin
Pyo tetap memendam perasaan kepada ibu Yoon Sung, karena masih peduli.
Na
Na mengunjungi ibu Yoon Sung dan memintanya untuk beristirahat cukup
untuk menjalani operasi. Ibu Yoon Sung mengela nafas. “Aku bertemu
dengan anakku setelah 28 tahun, tapi aku tidak melakukan apapun
untuknya. Untuk menyelamatkanku, dia harus menderita”.
“Anda tidak
boleh berkata demikian, Lee Yoon Sung-ssi, dia memiliki tangan seperti
baja dan dia juga berhati kuat”cetus Na Na riang.
Ibu Yoon Sung melihat jari-jari Na Na yang kosong, “Apa Yoon Sung tidak memberikanmu cincin?”
“Cincin?”tanya balik Na Na tidak mengerti.
Ibu Yoon Sung mengira Yoon Sung terlalu malu untuk memberikan langsung pada Na Na.
Na
Na gantian melihat Yoon Sung yang sudah dirumah sakit dan berganti
pakaian layaknya pasien. Yoon Sung langsung mengeluh karena bajunya
tidak sesuai stylenya. Na Na hanya tersenyum.
“Ah, aku punya sebuah
hadiah! Aku sudah meminta suster untuk memperbolehkanmu satu ruangan ICU
bersama ibumu. Bagaimana apa kau suka?.
Yoon Sung tertegun akan perhatian Na Na, “Terimakasih, Kim Na Na’’
Dan
untuk pertama kali,Yoon Sung dapat tidur bersama ibunya sambil
berhadapan. Ibu Yoon Sung mengajak Yoon Sung untuk pergi bersama saat
festival musim semi jika mereka sudah keluar dari rumah sakit.
“Aku hanya tidak ingin melihatmu kesakitan dan bahagia”ucap Yoon Sung tulus.
“Aku sudah bahagaia, karenamu aku bisa sembuh. Ibu sangat bahagia karena melihatmu”
Lantas ibu Yoon Sung menyanyikan lagu yang dulu sering dinyanyikan ayah Yoon Sung.
Esok
paginya, Young Joo menemui seseorang yang dulu satu sekolah dengan Jhon
Lee. Dan dia membawa foto album kelulusanan. Pria itu memberitahukan
bahwa Jhon Lee dulu drop out dari sekolah menengah.
“Kau bilang keluar dari sekolah? Kenapa?”cerca Young Joo.
“Karena kecelakaan. Dia ditabrak sebuah truk yang supirnya mabuk dan tewas di tempat”
Young Joo langsung melihat foto di album, dan tampak bukan foto Yoon Sung.
Di
kantor, Young Joo mencoba menganalisa temuannya. Semua data antara Yoon
Sung dan Jhon Lee sama, namun orang yang berbeda. Jelas Young Joo tahu
Yoon Sung menggunakan identitas Jhon Lee.
Young
Joo menghubungi orang tua Jhon Lee secara langsung, dan semakin
menguatkan dugaannya karena ibu Jhon Lee menjelaskan semuannya.
Ada
sorang laki-laki Korea Selatan dari Gloden Triangle (Thailand), dia
memberikan kami sejumlah uang dengan imbalan mereka meminjamkan
identitas anak mereka.
Young
Joo langsung mendobrak masuk ke ruang investigasi di mana orang-orang
bandar narkoba dari Thailand berada. Young Joo memaksa untuk bertanya
mengenai bandar narkoba sebenarnya yang berasal dari Thailand, yang
dimaksud Young Joo sebenarnya Jin Pyo.
Jauh dari kejaksaan, Yoon Sung mulai menjalani proses transpalasi tulang sumsum, ditemani Na Na.
“Apa kau melakukan apa yang aku minta”tanya Yoon Sung.
Na Na menyerahkan beberapa berkas kepada Yoon Sung yang ternyata informasi mengenai perusahaan Hae Won milik Cheon Jae Man.
Sebuah artikel yang berkaitan dengan aksi protes akan tidak ada hubungannya dengan sakitnya karyawan dengan perusahaan.
Perusahaan
Hae Wom juga menghindari tuduhan akan pencemaran lingkungan karena
membuang limbah bahan kimia. Kim Na Na puas dengan akan informasi yang
diperolehnya. Tetapi Yoon Sung malah mengejeknya dengan ayam Na Na.
Da
Hye memutuskan bekerja di kedai kopi demi mengumpulkan uang untuk
membeli hadiah untuk ayahnya. Namun Da Hye kesulitan karena orang-orang
mengenalinya sebagai anak presiden sejak kasus video perkelahiannya.
Tak
disangka, Shik Joong mendatangi Eun Ah dengan wajah sumringah. Eun Ah
merasa tidak enak. Shik Joong memesan sebuah minuman kopi dan menawari
Eun Ah.
Sial bagi Shik Joong, saat akan membayar Da Hye mengatakan
semuas kartu kredit Shik Joong sudah diblokir. Eun Ah terpaksa
mengeluarkan kartunya.
Mendadak muncul Ki Joon dengan langkah
pengahnya dengan tertawa lebar. Membayar semua tagihan Shik Joong dan
Eun Ah. Muka Shik Joong sudah memerah menahan malu.
Shik
Joong dengan langkah marah menemui Yoon Sung, dan Yoon Sung yang
melihat Shik Joong serta merta menyuruh untuk mengambil peta pabrik Hae
Won.
“Aku tidak akan pergi! Pergi saja sendiri! Orang yang butuh bisa
saja mengambilnya sendiri!”teriak Shik Joong akibat kejadian tadi.
Yoon Sung heran dengan sikap Shik Joong dan malah bertanya apa yang terjadi?
“Apa
kau menanyaiku karena benar-benar tidak tahu?”, lalu Shik Joong
melemparkan dompetnya. Shik Joong marah karena Yoon Sung menonaktifkan
semua kartu kreditnya.
Akhirnya mereka beradu mulut, Yoon Sung
memblokirnya karena kesal melihat tagihan Shik Joong yang kerap membeli
barang, dan Shik Joong beralasan membelinya untuk Na Na. Yoon Sung
meminta pamannya untuk membuat daftar pengeluaran setiap minggu.
Shik Joong yang sudah kesal dan emosi pergi meninggalkan Yoon Sung. Dan kabur ke rumah Na Na beserta barang-barangnya.
Yoon Sung mendapat telpon dari Na Na yang mengabarkan bahwa Shik Joong datang ke rumahnya, kabur ke rumah Na Na.
“Apa? Paman benar-benar!”,Yoon Sung kaget dan sontak pergi ke rumah Na Na.
Sedangkan
di rumah Na Na, Shik Joong mulai curhat kepada Na Na perihal sikap Yoon
Sung sekarang yang beda saat di Golden Triangle. Shik Joong menangis
sesegukan.
“Ahjusi! Apa yang kau lakukan?!”sembur Yoon Sung yang baru
datang. Yoon Sung langsung berusaha menggeret Shik Joong pulang tapi
ditolaknya.
Sedangkan
Na Na hanya menyaksikan pertengkaran keduanya. Keduanya beradu mulut
lagi masalah pemblokiran kartu kredit. Shik Joong pun mengancam akan
kembali ke Golden Triangle, mendengarnya Yoon Sung semakin kesal.
“Pergi ke mana? Kau tahu aku tidak bisa hidup tanpamu!”teriak Yoon Sung.
“Apa maksudmu? Tidak bisa hidup tanpaku?”, Shik Joong masih sesegukan.
Yoon Sung melunak dan membujuk Shik Joong untuk pulang. Yoon Sung berjanji akan memberikan kembali kartu kreditnya.
“Ya,
kenapa kalian berdua, seperti suami istri dan kenapa tidak bertengkar
saja di rumah?”celetuk Kim Na Na. Yoon Sung langsung memukul Shik Joong,
betapa memalukan sikap mereka. Haha.
Na Na kembali ke rumah sakit dan melihat Yoon Sung hanya rebahan di sofa.
“Apa kau baik-baik saja?”tanya Kim Na Na.
“Tidak, aku merasa ada yang salah!”
Na
Na langsung menyentuh dahi Yoon Sung, “demam”kata Na Na. Yoon Sung
menarik Kim Na Na untuk duduk di dekatnya. Kepala Yoon Sung menyandar di
bahu Kim Na Na.
Na Na untuk meredam rasa gugupnya bertanya
tentang teman Yoon Sung selain gajah di Thailand, dan mengucapkan
kata-kata yang semakin tidak penting.
Na Na kemudian memandang wajah Yoon Sung lekat-lekat.
“Ya! Apa kau memandangku dengan begitu?”
Na Na langsung membuang muka malu.
“Kau benar-benar tidak mau kehilangan kesempatan ya? Apa aku terlalu tampan?”
Na Na mendesah, “Ya, aku memang menyukaimu! Ok?”
Yoon Sung tertawa,”Tipe gadis seperti apa dirimu? Mengaku begitu mudahnya”.
Keduanya benar-benar dekat.
‘Tapi, Yoon Sung-ssi, kenapa kau tidak mengatakannya bahwa kau menyukaiku?”ucap Na Na malu-malu. Yoon Sung mendesah panjang.
“Bagiku, mengatakan menyukaimu..aku tidak bisa. Jangan berharap apapun”ucap Yoon Sung datar.
Na Na tertawa pahit.
“Aku
juga wanita yang punya harga diri, tapi maukah kau berjanji padaku satu
hal? Aku pergi dahulu”ujar Na Na pergi tanpa memberitahukan apa itu.
Sebenarnya, betapa Yoon Sung ingin mengatakan kata-kata itu kepada Kim Na Na, namun dia berupaya untuk menahannya.
“Baiklah Kim Na Na, kau bukannya tidak tahu. Jangan sakit hati!”gumam Na Na menguatkan diri sendiri.
“Aku
harus hidup seperti ini, bagaimana bisa aku mengatakannya kepadamu
bahwa aku menyukaimu?”ucap Yoon Sung penuh nada getir kepada diri
sendiri saat dia bersiap-siap untuk memulai aksinya.
Yoon
Sung menyelinap masuk ke pabrik Hae Won yang di depan tampak
orang-orang bergerombol unjuk rasa. Yoon Sung melihat galon besar berisi
bahan kimia, dia pun mengambil sampel beberapa barang tersebut.
Sedangkan
di ruang control, pihak keamanan merasa ada yang aneh saat melihat
kamera tidak ada siapapun, seharusnya ada beberapa penjaga yang
inspeksi. Mereka pun bergegas ke gudang penyimpanan di mana Yoon Sung
berada.
Yoon Sung buru-buru mengambil sample dan berniat pergi, namun
terlambat. Para penjaga membuka gas beracun. Yoon Sung yang tidak
bermasker menghirupnya.
Dengan sekali sentakan Yoon Sung merebut masker dari penjaga tersebut dan lari.
Yoon
Sung berhenti di pinggir jalan, dia terengah-engah dan batuk-batuk
akibat menghirup gas beracun. Pandangan Yoon Sung semakin kabur, dia
terduduk tak berdaya. Kim Na Na menghubunginya.
“Yoon
Sung-ssi, kau tidak tertidur bukan? Aku sudah memikirkannya, di hari
akhir tahun kita akan mendengarkan bersama bell Bongsingak dan kita akan
berdoa untuk kesembuhan bibi, apa kau setuju?”ucap Na Na jauh di sana.
Sedangkan Yoon Sung tidak berucap apapun, menahan sakit.
“Lee Yoon Sung, apa kau mendengarkanku?”ucap Na Na mulai cemas.
Yoon Sung tidak mendengarkan Na Na lagi, tangannya tergeletak semakin lemah.
Yoon
Sung menguatkan diri dan berjalan kembali ke rumah sakit, dan di tangga
Kim Young Joo menghampirinya.Yoon Sung berbalik dan bersikap
sewajarnya.
“Lebih baik kau menghubungiku dulu dan membuat janji bertemu, katakan apa maumu”, Yoon Sung sudah kesal melihat Young Joo.
Young
Joo datang karena city hunter mengirim video rekaman orang yang berniat
mencelakakan dirinya, karena itu dia ingin berterimakasih. Tentunya
tetap dengan sikap sinis ala Young Joo.
“Kurasa aku harus berterimakasih kepadanya, karena mencemaskan orang yang ingin menangkapnya”.
Yoon Sung tersenyum lalu berbalik.
“Kau terlihat sangat letih, selamat tidur...Poo Chai!”
Sontak langkah Yoon Sung terhenti.
bersambuuuuuungg...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar